Profil Novi Rahman Hidayat, Bupati Nganjuk yang Punya Harta 116,8 Miliar Kini Terjaring OTT KPK

Infonesia.id- Publik dibuat heboh karena Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Infonesia bakal menyuguhkan profil Bupati Ngan Novi Rahman Hidayat yang dilansir dari berbagi sumber. Yuk disimak.

Novi Rahman Hidayat lahir di Nganjuk, Jawa Timur, 2 April 1980. Sejak duduk di bangku SMA, Novi Rahman Hidayat sudah dikenal sebagai pengusaha yang memiliki 36 perusahaan.

Dari 36 perusahaan, dirinya sudah mampu membiayai sebanyak 40.000 karyawan.

Setelah tamat dari SMA, Novi Rahman Hidayat melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Blitar. Novi lulus pada tahun 2005, dan tahun berikutnya Novi mendapat gelar magister Manajemen di Univesitas Islam Kediri.

Novi akhirnya terjun ke politik, dengan mengikuti kontestasi pemilihan bupati Nganjuk, dan tahun 2018, Novi akhirnya terpilih sebagai Bupati Nganjuk periode 2018-2023. NOvi Rahman Hidayat tercatat sebagai bupati Nganjuk ke 22 dalam sejarah.

Belum genap satu periode menjabat, Novi sudah kena OTT KPK saat bulan suci Ramadhan atas dugaan kasus lelang jabatan. NOvi sejauh ini tercatat sebagai Wakil Ketua DPW PKB Jatim periode 2021-2026. Namun, pasca kena OTT KPK, Novi tak diakui sebagai kader PKB, bahkan PKB menuding Novi Rahman Hidayat merupakan kader PDIP.

PDI Perjuangan juga membantah tuduhan bahwa Novi adalah kader partai mereka. PDIP malah menyebut, Novi merupakan kader PKB dan yang menjadi kader PDIP adalah Wakil Bupati Nganjuk.

Total harta kekayaan Novi Rahman Hidayat mencapai Rp116,8 miliar menurut situs e-LHKPN. Harta kekayaan milik Novi terdiri dari bidang tanah di 32 lokasi senilai Rp58,6 miliar. Tanah-tanah tersebut tersebar di DKI Jakarta, Tangerang, Ngajuk Surabaya, Kediri, Malang hingga Kotawaringin Timur.

Selain itu, Novi Rahman Hidayat juga memiliki mobil Toyota Harier, Suzuki Katana, dan Toyota Hiace dengan total nilai Rp764 juta.

Harta bergerak lainnya senilai Rp1,2 miliar, surat berharga Rp32,2 miliar, kas dan setara kas Rp26,4 miliar. Ternyata, Bupati Ngajuk tersebut memiliki hutang senilai Rp2,4 miliar.